Materi
Prakarya Evaluasi Hasil Usaha
A. Komponen Evaluasi Hasil Usaha
Evaluasi
Usaha adalah Suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja suatu usaha
bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan rencana
usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang telah dicapai
pada akhir masa produksi.
Suatu
usaha dikatakan berhasil apabila usaha tersebut
dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat - alat
luar yang digunakan, upah tenaga kerja luar serta sarana
produksi yang lain dan termasuk kewajiban pada
pihak ketiga.
Bagi
pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha menengah mengalami
kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan
tidak dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan selalu mengalami kemajuan
Usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi kemandegan dan stagnasi usaha terkadang
menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur
beberapa tahap. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar
yang mulai lesu, persaingan yang makin ketat, produktifitas menurun, biaya
produksi yang meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar usaha selalu mengalami
kemajuan, atau paling tidak tidak surut ke belakang? Setelah rencana
bisnis yang kita buat dengan baik apakah sudah cukup? tentu tidak kita perlu
melakukan evaluasi dan monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah
melakukan evaluasi terhadap usaha yang sudah dilaksanakan.
Melakukan
evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan
berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses
dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis
kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan
monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus menjadi sarana belajar dan
proses mengupgrade diri. dalam proses inibisa jadi ditemukan hal-hal baru dan
strategi baru mencapai sukses bisnis.
1)Tujuan
Evaluasi Kelayakan Usaha
Evaluasi kelayakan usaha merupakan
suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan
proyek, apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana dan akan memberikan
hasil seperti yang diharapkan. Terdapat beberapa kegunaan dari studi kelayakan,
yaitu: (1) Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang
dimilikinya, (2) Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar
peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan. (Umar : 2003)
2)Tahap-tahap
Evaluasi Kelayakan Usaha
Secara umum studi kelayakan usaha
akan mencakup beberapa aspek yaitu: aspek pemasaran, aspek teknis, aspek
finansial, aspek legal dan aspek lingkungan. Dalam kenyataan tidak semua aspek
harus diteliti, hanya aspek yang dibutuhkan saja yang perlu dianalisis lebih
lanjut. Untuk kasus ini hanya meneliti aspek pasar, aspek teknis dan aspek
finansial saja.
3)Monitoring
Dan Evaluasi Usaha
Hal yang menjadi dasar setiap pelaku
usaha untuk maju adalah keyakinan diri bahwa ia mampu untuk maju dan sukses
dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat maka satu tiket untuk sukses
sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan dan belajar dengan
melakukan (learning by doing). Apa saja yang perlu dievaluasi dalam sebuah
bisnis?
1. Posisi Keseluruhan Usaha
Posisi keseluruhan Usaha digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan
begitu bisa diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha), berapa
jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam
sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah
ada penyimpangan dalam masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan
pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat. Evaluasi Usaha secara menyeluruh
memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya.
2. Apakah Ada kemajuan atau
Kemunduran usaha
Posisi keuangan biasanya menjadi
patokan utama dalam Evaluasi kemajuan atau kemunduran sebuah usaha, meski bukan
yang segala-galanya. Setelah mengetahui posisi keuangan , selanjutnya melakukan
evaluasi terhadap kegiatan usaha . Apakah usaha mengalami kemajuan atau
kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan pada saat awal anda
menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding
yang waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau
satu tahun sekali setelah usaha berjalan).
3. Lakukan langkah perbaikan atau
pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang
menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan
langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun.
Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan
langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan
‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi
keuangan dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan
janglah ‘cepat puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan
untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang
diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus
bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha
mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk.
Sedini mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki
usaha Anda.
4. Pikirkan target usaha Anda
selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa
dimanfaatkan sebagai baha untuk mencapai merencanakan target pertumbuhan usaha
selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha yang
mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai bahan berbuas diri, justru menjadi
bahan untuk mencapai target dan strategi yang baru. Anda dituntut untuk
memikirkan ‘target’ selanjutnya dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau
pengembangan usaha. Coba pikirkan secara cermat, apakah dengan kondisi saat ini
Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka penjualan mengalami
kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa yang kira-kira
tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda melakukan
promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke
tempat lain yang lebih ramai?
• Menjalankan
usaha tanpa melakukan evaluasi, seperti anda berpergian ketempat asing tanpa
peta atau petunjuk jalan.
• Anda
tidak akan pernah tau perkembangan usaha atau tujuan anda tanpa adanya
evaluasi.
• Evaluasi
juga diperlukan untuk mengetahui posisi usaha anda sekarang ataupun untuk
menjad ipatokan dalam mengembangkan usaha.
• Pengembangan
Evaluasi usaha dengan Kelayakan Usaha
Investasi adalah pengeluaran dana
sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan penerimaan manfaat di
masa mendatang. Dikarenakan investasi berkaitan dengan pengeluaran dana di saat
sekarang dan manfaatnya baru akan diterima di masa mendatang, maka investasi
berhadapan dengan resiko dan diperlukan suatu penilaian kelayakan terhadap
pelaksanaan investasi tersebut, yang dapat dilakukan sebelum maupun saat
investasi sedang berjalan. Penilaian kelayakan investasi dalam periode sedang
berjalan (proyek sedang berlangsung) disebut dengan evaluasi kelayakan investasi.
1. Analisa
Aspek Pasar
Evaluasi aspek pasar sangat penting
dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan
atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis
pasar bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan
permintaan dan pangsa pasar dari produk yang bersangkutan.
a.
Penentuan Pasar
Pasar merupakan kimpulan seluruh
pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Dalam penentuan pasar ada
beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar
sasaran, yaitu :
a. Pasar potensial adalah
sejumlah konsumen atau pelanggan yang mempunyai minat terhadap suatu penawaran
pasar.
b. Pasar tersedia adalah
sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, penghasilan dan akses penawaran pasar
tertentu
c. Pasar sasaran adalah
bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan juga bersedia untuk dimasuki
perusahaan kita. (Chumaidiyah : 2004)
b.
Peramalan Permintaan
Metode peramalan permintaan dibagi
menjadi tiga kelompok utama, yaitu :
1. Metode Kuantitatif
Metode yang menggunakan data
kuantitatif untuk peramalan, yaitu metoda rata dan metoda eksponensial
smoothing.
2. Metoda Kualitatif
Metode ini tidak menggunakan data berupa
angka, metode-metode yang digunakan yaitu
metode eksploratori dan metode
normatif. Metode eksploratori menggunakan asumsi titik asal
pada saat ini dan masa lalu untuk
proyeksi masa datang. Metode normatif bermula dari
kondisi ideal dan melihat kemungkinan-kemungkinan
dengan kondisi saat ini.
3. Peramalan Tanpa Data Statistik
a. Peramalan analisis menurut sektor
pemakai
b. Memperhatikan faktor-faktor
politik
c. Evaluasi akhir ukuran pasar
2. Analisa
Aspek Teknis
Analisis aspek teknis antara lain
menentukan jenis teknologi yang paling sesuai dengan
kebutuhan usaha yang dikaji.
Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam pemilihan jenis teknologi
antara lain:
1.
Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai dengan
keinginan pasar atau konsumen.
2.
Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala
produks yang ekonomis.
3.
Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan
pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang
diperlukan untuk penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu
bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan
proyek, serta berpengaruh pada biaya.
4.
Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang
diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.
5.
Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak
lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah
dapat disetarakan dengan baik.
3.
Analisis Aspek finansial
Analisis aspek finansial
dipergunakan untuk mengetahui karakteristik finansial dari suatu
perusahaan melalui data-data
akuntansinya. Karena dari data-data finansial tersebut dapat ditentukan
bagaimana prospeknya dimasa depan. Untuk menentukan suatu investasi layak atau
tidak dan untuk memilih alternatif investasi yang ditawarkan, diperlukan suatu
dasar bagi pihak pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi investasi.
Dasar-dasar yang digunakan untuk melakukan evaluasi investasi diantaranya
adalah aliran kas (cash flow), yakni pendapatan pengeluaran yang terjadi
sebagai akibat pengadaan dan pengoperasian suatu proyek dalam kurun waktu
beberapa tahun mendatang Selain itu untuk menganalisa investasi yang ada, harus
memperhatikan nilai depresiasi. Depresiasi atau penyusutan merupakan proses
pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat
dengan cara yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap yang dipakai dalam suatu
perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa
cenderung akan semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya.
Pentingnya Evaluasi :
-
Mengetahui Posisi Usaha Anda. 50%
-
Mengetahui Kemajuan Usaha anda. 24%
-
Mengambil langkah Perbaikan/ Pengembangan Usaha 16%
-
Target Usaha andaSelanjutnya. 10%
4. Metoda
Evaluasi Usaha :
1.
Menggunakan daftar pertanyaan untuk menganalisis masalah.
2.
Menggunakan laporan kinerja organisasi.
3.
Menyusun flow-chart untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinanterjadi resiko pada
masing-masing tahap.
4.
Inspeksi langsung.
5.
Melakukan interaksi intensif dengan unit-unit.
6.
Mengadakan benchmarking dengan pihak luar untuk berbagi pengalaman.
7.
Melakukan analisis terhadap bentuk-bentuk kerjasama.
8.
Melakukan analisis lingkungan (ansos)
5. Aspek
Evaluasi :
-
Umum :
Strategi, Disain organisasi
-
Operasional : Pemasaran,SDM, Operasi, Keuangan
6. Level
Evaluasi :
1.
National
Adalah batas atas
(upper level) besarnya masalah.
2.
Sensitivitas
Adalah kepekaan variable target
akibat pergerakan variable yang ada berkolerasi.
3.
Volatilitas
Adalah variasi/naik turunnya
variable target.
4.
Penyimpangan Bawah
5.
Adalah penyimpangan negatif/kasus terburuk (worstcase) dari variable target.
7. Dalam
melakukan evaluasi banyak istilah – istilah yang harus dipahami :
1.
Produksi total (Y) yaitu jumlah produksi per usaha
dengan satuan kg.
2.
Harga Produksi (P) yaitu Harga produksi per unit dengan satuan
Rp/kg.
3.
Penerimaan atau nilai produksi ( R atau S ) yaitu jumlah produksi
dikalikan harga produksi dengn satuan Rp.
4.
Biaya varibel (VC) yaitu biaya yang digunakan untuk membeli atau menyediakn
bahan baku yang habis dalam satu kali produksi.
5.
Biaya variabel per unit ( AVC ) yitu total biaya variabel dibagi dengan total
produksi dengan satuan ( Rp/Kg ).
6.
Biaya tetap (FC) yaitu biaya sewa lahan , pajak lahan, biaya bunga,
penyusutan per usaha dengan satuan Rp.
7.
Biaya total (TC atau C) yaitu jumlah biaya variabel dan
biaya tetap per usaha dengan satuan Rp.
8.
Pendapatan (I) yaitu selisih antara penerimaan
dengan total biaya per usaha dengan satuan Rp.
9.
Keuntungn ( л ) yaitu pendapatan dikurangi upah
tenaga kerja keluarga (w) dan bunga modal
sendiri per usaha dengan satuan Rp.
Evaluasi Kinerja, yang memberikan
majikan dengan kesempatan untuk menilai kontribusi karyawan mereka untuk
organisasi, sangat penting untuk mengembangkan tim kerja yang kuat. Namun dalam
beberapa praktek, praktek dokter dan manajer menempatkan evaluasi kinerja di
bagian belakang kompor, sering karena waktu yang terlibat dan kesulitan
mengkritisi karyawan dengan siapa mereka bekerja sama. Manfaat dari evaluasi
kinerja lebih besar daripada tantangan ini, meskipun. Ketika dilakukan sebagai
bagian dari sistem evaluasi kinerja yang mencakup bentuk evaluasi standar,
tolok ukur kinerja standar, pedoman untuk memberikan umpan balik, dan prosedur
disiplin, evaluasi kinerja dapat menegakkan batas-batas yang dapat diterima
kinerja, mempromosikan pengakuan staf dan komunikasi yang efektif dan
memotivasi individu untuk melakukan mereka terbaik bagi diri mereka sendiri dan
praktek.
Tujuan utama dari sistem evaluasi
kinerja adalah untuk memberikan pengukuran adil kontribusi karyawan untuk
tenaga kerja, menghasilkan dokumentasi penilaian yang akurat untuk melindungi
karyawan dan majikan, dan memperoleh tingkat tinggi kualitas dan kuantitas
kerja yang dihasilkan. Untuk membuat sistem penilaian kinerja dalam praktek
Anda, ikuti lima langkah:
1.
Mengembangkan bentuk evaluasi.
2.
Identifikasi pengukuran kinerja.
3.
Set pedoman untuk umpan balik.
4.
Buat disiplin dan pemutusan prosedur.
5.
Atur jadwal evaluasi.
Mengembangkan
bentuk evaluasi.
Evaluasi Kinerja harus dilakukan
secara adil, konsisten dan obyektif untuk melindungi kepentingan karyawan Anda
dan untuk melindungi praktek Anda dari tanggung jawab hukum. Salah satu cara
untuk memastikan konsistensi adalah dengan menggunakan formulir evaluasi
standar untuk evaluasi masing-masing. Bentuk yang Anda gunakan harus fokus
hanya pada bidang kinerja pekerjaan penting. Membatasi area fokus membuat
penilaian lebih bermakna dan relevan dan memungkinkan Anda dan karyawan untuk
mengatasi isu-isu yang paling penting. Anda tidak perlu menutup setiap detail
kinerja seorang karyawan dalam evaluasi.
Untuk posisi staf kebanyakan, area
kinerja pekerjaan yang harus disertakan pada formulir evaluasi kinerja adalah
pengetahuan pekerjaan dan keterampilan, kualitas kerja, kuantitas kerja,
kebiasaan kerja dan sikap. Di setiap daerah, penilai harus memiliki berbagai
deskriptor untuk memilih dari (misalnya, jauh di bawah persyaratan, di bawah
persyaratan, memenuhi persyaratan, melebihi persyaratan, jauh melebihi kebutuhan).
Tergantung pada bagaimana deskripsi yang spesifik, sering kali penting bahwa
penilai juga memiliki ruang pada bentuk untuk memberikan alasan di balik
rating-nya.
Identifikasi
pengukuran kinerja.
Standar pengukuran kinerja, yang
memungkinkan Anda untuk mengevaluasi kinerja karyawan secara obyektif, dapat
mengurangi jumlah waktu dan stres yang terlibat dalam mengisi formulir
evaluasi. Meskipun mengembangkan langkah-langkah ini dapat menjadi salah satu
bagian memakan waktu lebih banyak untuk menciptakan sistem evaluasi kinerja,
itu juga salah satu yang paling kuat.
. Jika Anda memiliki deskripsi
pekerjaan saat ini untuk tiap posisi dalam latihan Anda, Anda telah mengambil
langkah pertama menuju menciptakan tolok ukur kinerja standar, yang pada
dasarnya jumlah tertentu dan tujuan kualitas yang melekat pada tugas-tugas yang
tercantum dalam deskripsi pekerjaan. Sebuah uraian pekerjaan sendiri dapat
berfungsi sebagai alat ukur dalam evaluasi jika, misalnya, Anda sedang menilai
apakah keterampilan karyawan sesuai dengan kebutuhan posisi. Namun ukuran
kinerja standar mengambil deskripsi pekerjaan satu langkah lebih lanjut.
Sebagai contoh, satu tugas yang tercantum dalam uraian pekerjaan resepsionis
mungkin memasuki pendaftaran pasien baru dan diperbarui ke dalam komputer.
ukuran kinerja standar dapat bahkan
objektif mengukur beberapa daerah kerja yang lebih subyektif kinerja, seperti
kebiasaan kerja. Sebagai contoh, Anda dapat menetapkan ukuran yang obyektif
untuk pertemuan dengan mendefinisikan jumlah kali diterima seorang karyawan
bisa lambat atau tidak selama jangka waktu tertentu.
Namun, ukuran kinerja standar tidak
selalu bekerja untuk daerah subyektif lainnya, seperti sikap. Dalam kasus ini,
itu masih penting untuk seobjektif mungkin dalam evaluasi Anda. Jangan mencoba
untuk menggambarkan sikap, misalnya, melainkan menggambarkan perilaku karyawan,
yang adalah apa yang menyampaikan sikap, dan konsekuensi dari perilaku untuk
berlatih . Sebagai contoh: "karyawan ini telah gagal untuk mendukung rekan
kerja. Ketika anggota lain dari departemennya tidak ada, ia menolak untuk
mengambil tugas-tugas tambahan yang diperlukan untuk memproses pasien secara
tepat waktu .” Perilaku ini menyebabkan backlog pasien, tempat beban pada staf
dan kompromi kerja sama tim yang efektif. "
Untuk mulai mengembangkan ukuran
kinerja standar dalam praktek Anda, meninjau deskripsi pekerjaan untuk setiap
posisi dan pilih komponen-komponen kunci dari pekerjaan yang secara khusus
dapat diukur. Kemudian, kerja dengan karyawan di setiap posisi untuk
mengumpulkan data kuantitatif, meneliti pola-pola historis volume dan
menentukan pengukuran kualitatif yang mencerminkan praktek misi dan tujuan.
Tergantung pada seberapa besar latihan Anda dan berapa banyak posisi perlu
tolok ukur kinerja standar, Anda mungkin ingin memilih sebuah komite untuk
mengembangkannya. Kemudian, dengan bantuan dari karyawan di setiap posisi,
supervisor harus menjaga mereka. Ini penting untuk menjaga deskripsi pekerjaan
dan standar ukuran kinerja lancar mungkin. Jika tidak, ketika pekerja tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, Anda tidak dapat memastikan apakah
ia memiliki masalah kinerja atau apakah harapan Anda dari posisi menjadi tidak
realistis berdasarkan volume meningkat atau perubahan keadaan.
Set
pedoman untuk umpan balik.
Umpan balik apa evaluasi kinerja
semua tentang. Jadi sebelum Anda menerapkan sistem evaluasi kinerja Anda,
pastikan bahwa setiap orang yang akan melakukan evaluasi tahu apa umpan balik
untuk memberikan, bagaimana memberi dan bagaimana mendapatkannya dari karyawan
kembali.
Berikan umpan balik seimbang. Jangan
membuat kesalahan umum glossing atas karyawan sebuah kekurangan dan hanya
berfokus pada atau dia kekuatannya . Hal ini dengan memahami kelemahan mereka
bahwa karyawan dapat mengambil kepemilikan kinerja dan peran mereka dalam
praktek. Dan ketika mengingat dukungan yang mereka butuhkan untuk melakukan
perbaikan di wilayah ini, karyawan belajar untuk mengambil kebanggaan dalam pekerjaan
mereka dan bersedia untuk menghadapi tantangan baru dengan percaya diri. Garis
Besar harapan untuk perbaikan. Bila Anda menangani bidang-bidang perbaikan yang
diperlukan, garis besar harapan Anda untuk perbaikan dan bagaimana Anda berniat
untuk membantu karyawan menemui mereka. Sebagai contoh, jika seorang karyawan
berbicara kasar dengan karyawan lain dan tampaknya tidak toleran dengan pasien,
memberikan karyawan beberapa contoh perilaku nya dan menawarkan beberapa saran
untuk mengatasi masalah ini, seperti sesi role-playing atau keterampilan
komunikasi / layanan pelanggan workshop atau seminar. Tentukan batas-batas
dengan membiarkan karyawan tahu apa yang dapat diterima dan apa yang tidak akan
ditoleransi, dan kemudian menetapkan rencana untuk memantau kinerja dan
re-evaluasi karyawan.
Mendorong umpan balik dari
karyawan,. Setelah Anda telah mendiskusikan hasil evaluasi dengan karyawan
mendorong dia untuk memberikan Anda beberapa umpan balik nondefensive. Mintalah
karyawan apakah dia setuju dengan penilaian Anda, dan / atau mengundang saran
untuk perbaikan. Sebagai contoh: "Anda tampaknya menjadi tidak sabar dan
pendek dengan pasien ketika dokter terlambat. Karena ada kalanya terlambat
tidak bisa dihindari, bagaimana Anda menyarankan kita menangani hal ini untuk
menghindari reaksi seperti itu "Hal ini harus mengarah untuk pertukaran
informasi terbuka yang akan memungkinkan Anda dan karyawan untuk lebih memahami
sudut pandang masing-masing?.
Disiplin
dan pemutusan prosedur.
Dalam beberapa kasus, bahkan setelah
evaluasi kinerja menyeluruh dan diskusi perbaikan yang diharapkan, seorang
karyawan akan terus berkinerja buruk. Anda harus siap untuk menangani situasi
seperti itu dengan memiliki yang jelas, prosedur tertulis disiplin dan
pemutusan hubungan di tempat. Prosedur ini perlu menguraikan tindakan yang akan
diambil jika kinerjanya memburuk - peringatan lisan, peringatan tertulis jika
tidak ada perbaikan atau kambuh, dan pengakhiran jika situasi tidak akhirnya
diselesaikan.
Ini harus diberikan secara pribadi,
dengan perilaku atau alasan untuk disiplin jelas. Sebagai contoh: "Aku
mengamati Anda berbicara tidak hormat kepada karyawan lain di meja depan. Kau
bilang dia mati otak dan melemparkan grafik padanya. Kami tidak akan mentolerir
hormat di tempat kerja. Selain itu, ledakan ini bisa mendengar dari ruang
resepsi. Jika hal ini terjadi lagi, laporan akan ditulis dan ditempatkan dalam
file Anda. Apakah Anda memahami pentingnya "Setelah diberikan peringatan
lisan?, Memungkinkan karyawan untuk menanggapi, tetapi membiarkan singkat
tukar.
Teguran tertulis. Bagaimana Anda
menangani peringatan tertulis memainkan peran penting dalam keberhasilan
disiplin dan pemutusan prosedur Anda. Ini adalah waktu untuk membuat jelas
kepada karyawan seberapa serius masalah kinerja nya . Sayangnya, banyak praktek
gagal untuk melakukan ini dan / atau untuk menindaklanjuti dengan pemutusan
jika perlu. Setelah peringatan tertulis adalah kesalahan penanganan dengan cara
ini, tidak lagi memiliki manfaat apapun . Standar A, ditulis, bentuk peringatan
harus mencakup sebagai berikut:
· Penjelasan
mengenai perilaku atau masalah yang mencakup temuan obyektif,
· Para
terukur tindakan dan perubahan yang diharapkan karyawan,
· Dukungan
majikan akan memberikan untuk perbaikan,
· Penjelasan
tentang apa yang akan terjadi (misalnya, waktu off dibayar atau terminasi) dan
ketika (misalnya, setelah satu kejadian lebih atau dua) jika peringatan
tersebut tidak diperhatikan,
· Tanda
tangan dari karyawan dan penilai dan tanggal peringatan.
Pemutusan. Jelaskan alasan
pemutusan tetapi melakukannya sebentar dan obyektif untuk menghindari masuk ke
sebuah diskusi yang rumit yang menempatkan Anda dalam posisi defensif. Validasi
karyawan sebagai pribadi, mungkin dengan memberikan suatu pandangan yang
positif potensi karyawan dalam pasar kerja. Sebagai contoh, meskipun seorang
karyawan mungkin telah menjadi petugas file buruk untuk Anda karena dia tidak
memperhatikan detail, karyawan mungkin memiliki kepribadian ramah yang akan
membuatnya atau operator telepon yang baik. Juga, membiarkan karyawan tahu apa
yang akan terjadi dari setiap liburan yang masih harus dibayar atau cuti sakit,
tunjangan pensiun, dll undang-undang negara Anda Ketahui tentang masalah ini.
Akhirnya, tanyakan apakah karyawan memiliki pertanyaan lebih lanjut dan
kemudian membantu karyawan dalam mengambil semua harta nya dan meninggalkan
dengan sebagai martabat sebanyak mungkin. Jika Anda menangani pemutusan baik,
Anda cenderung tidak memiliki karyawan yang ingin "membalas dendam"
dengan badmouthing Anda dalam komunitas atau membalas dendam hukum.
Atur
jadwal evaluasi.
Setelah Anda telah membangun sistem
evaluasi kinerja Anda - formulir evaluasi, pengukuran kinerja, pedoman umpan
balik dan prosedur disipliner - Anda hanya perlu memutuskan kapan untuk
melakukan evaluasi kinerja. Beberapa praktek melakukan semua evaluasi karyawan
pada saat yang sama tahun, sementara yang lain melakukan mereka dalam waktu 30
hari ulang tahun masing-masing karyawan kerja (yang terakhir mungkin bekerja
lebih baik karena menyebar karya evaluasi keluar untuk majikan dan karyawan).
Namun Anda memutuskan untuk jadwal evaluasi, pastikan bahwa setiap penilai
konsisten memenuhi batas waktu evaluasi tunggakan . Mengabaikan karyawan
akan membuat mereka merasa mendevaluasi dan dapat melukai moral dan kinerja.
Analisis terakhir
Sistem evaluasi kinerja harus
merupakan komponen kunci dari struktur latihan Anda. Bila diterapkan secara
efektif, hal ini menjamin keadilan dan akuntabilitas, mendorong pertumbuhan dan
pembangunan dan mendorong rasa bangga kontribusi karyawan Anda 'untuk latihan.
Kapan
Melakukan Evaluasi Usaha
Evaluasi memiliki periode yang dapat dilakukan, waktu yang tepat dalam
melakukan evaluasi.Evaluasi terhadap perkembangan usaha dapat dilakukan dalam
beberapa kondisi yaitu :
1. Secara rutin/berkala.
Anda
bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanya yang
paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan menyangkut evaluasi kegiatan
sehari-hari (seperti pendapatan dan pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi
secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan usaha, SDM, dan lain
sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena dengan adanya
evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa lebih cepat diatasi
dan peluang untk pengembangan bisa lebih cepat dimanfaatkan.
2. Secara Insidental
Evaluasi
secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang
dirasakan cukup signifikan pada usaha Anda. Evaluasi seperti ini biasanya
dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi ini sebenarnya
kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah
tidak bisa dilakukan. Yang terpenting adalah tindakan koreksi. Dengan adanya
evaluasi rutin yang baik, diharapkan masalah yang mungkin timbul bisa ditekan
sehingga evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi.
Hal-Hal
yang Perlu Dievaluasi :
Salah satu seminar Gerald Abraham
salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan
direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses
dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha.
1. Memahami konsep produk atau jasa
secara baik
2. Membuat visi dan misi bisnis
3. Perlunya winning, positive dan
learning attitude untuk menjadi sukses
4. Membuat perencanaan dan strategi
bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.
5. Pengetahuan dasar manajemen,
organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen.
6. Optimalisasi sumber daya manusia
maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan
dan proses pembuatan keputusan sangat penting?
8. Pengetahuan dasar pengelolaan
keuangan dan pembiayaan
9. Pemasaran, pelayanan dan product
brand
Hambatan dalam Berwirausaha dan
Solusinya
Hambatan dan kesulitan memang selalu ada setiap kita
hendak membuka usaha atau pun ketika usaha itu sudah berjalan. Berdasarkan
pengalaman saya hambatan dalam berwirausaha itu dapat di bagi menjadi
dua. Yaitu hambatan ketika hendak membuka usaha, dan hambatan dalam mengelola
usaha.
Kedua hambatan tersebut seolah tidak bisa lepas dari seorang
wirausahawan. Sebagai wirausahawan tentulah kita di tuntut untuk selalu sabar.
Karena sebuah usaha ada pasang-surutnya dan ada pula saat ramai dan saat sepi.
Maka dari itu untuk meraih kesuksesan dengan menjadi seorang
wirausahawan, sangat di butuhkan kesabaran.
Hambatan dalam menjadi wirausaha
bisa datang kapan saja. Artinya hambatan tersebut tidak bisa di tebak kapan
akan datang. Hambatan dan rintangan dapat muncul tanpa kita dapat merasakannya
pertanda apapun. Namun tidak semua hambatan demikian. Ada pula hambatan yang
bisa di prediksi kapan datang dan perginya. Yang terpenting kita sebagai
seorang wirausahawan tentulah harus selalu siap menghadapinya.
Hambatan biasanya datang karena
adanya suatu objek yang di tuju. Dan objek adalah usaha, jadi dengan ini dapat
di pahami usaha dan hambatan bisa di katakan sebagai kesatuan yang tidak bisa
di pisahkan. Namun meski demikian hambatan dalam usaha bukan berarti menumbangkan
kita dan memberhentikan kita menjadi wiraswasta.
Ingat, sebuah masalah tentu ada
solusinya. Berikut saya akan ajak anda untuk menganalisis masalah-masalah dalam
berwirausaha sekaligus beberapa alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya.
1) Masalah
ketika memulai suatu usaha
Dalam memulai usaha tentu banyak
sekali mengalami hambatan. Awal membuka usaha ini adalah penentu kita dalam
menjalankan kesuksesan. Kita akan diuji dengan ujian yang bermacam-macam jenis
dan rupanya.
Bila kita tidak mempunyai sebuah kesabaran dalam menghadapinya maka keinginan kita untuk menjadi sebuah wirausahawan yang sukses hanya sekedar mimpi. Hambatan yang paling mendasar dalam membuka usaha adalah sebuah kebimbangan.
Di mana orang terkadang bingung mau membuka usaha apa. Memulainya juga dengan penuh ragu-ragu sehingga tidak jadi untuk memulai dan berhenti di tengah jalan. Padahal sebenarnya peluang usaha itu banyak, tergantung bagaimana kita memanfaatkan peluang tersebut. Bila kita terus di bayangi sebuah keraguan maka kita tidak akan pernah menjadi seseorang yang sukses.
Bila kita tidak mempunyai sebuah kesabaran dalam menghadapinya maka keinginan kita untuk menjadi sebuah wirausahawan yang sukses hanya sekedar mimpi. Hambatan yang paling mendasar dalam membuka usaha adalah sebuah kebimbangan.
Di mana orang terkadang bingung mau membuka usaha apa. Memulainya juga dengan penuh ragu-ragu sehingga tidak jadi untuk memulai dan berhenti di tengah jalan. Padahal sebenarnya peluang usaha itu banyak, tergantung bagaimana kita memanfaatkan peluang tersebut. Bila kita terus di bayangi sebuah keraguan maka kita tidak akan pernah menjadi seseorang yang sukses.
Adapun hambatan lain dalam memulai
suatu usaha adalah modal. Modal memang menjadi kendala utama para calon pengusaha
dalam memulai usahanya. Tanpa adanya modal maka mustahil seorang bisa menjadi
pengusaha. Modal menjadi akses utama atau pun pintu dalam membuka pintu
kesuksesan.
Setiap permasalahan tentulah
mempunyai sebuah solusi . maka dari itu kita sebagai manusia hanyalah perlu
sabar sambil mencari solusinya. solusi dapat di cari dengan sebuah pemikiran
yang dingin. Artinya kita tidak bisa mencari solusi tersebut dengan nafsu dan
terburu-buru. Carilah solusi dengan santai dan kepala yang dingin.
Adapun keraguan dalam memulai suatu
usaha itu sesuatu hal yang biasa. Namun kita tidak boleh larut dalam keraguan
tersebut. karena dengan adanya keraguan di dalam hati maka kita tidak akan
merasakan sebuah keberhasilan. Mulailah usaha anda dengan penuh percaya diri, dengan
demikian anda bisa mendapatkan kesuksesan.
Usaha memang menjadi penentu usaha
anda dapat di mulai. Di mana tanpa adanya modal usaha anda tidak akan pernah
bisa di mulai. Meski demikian kita masih bisa mencari sebuah solusi tentang
modal. Modal dapat di cari dengan cara meminjam. Kita dapat meminjam modal
kepada teman, saudara, atau pun lembaga keuangan.
2)
Kesulitan dalam mengelola usaha
Selain dari pada hambatan dalam
memulai usaha , ada hambatan lagi yang menghadang. Di mana tidak kalah penting
diwaspadai adalah hambatan dalam mengelola usaha. Dalam mengelola suatu usaha
kita sering di bebankan dengan sebuah permasalahan yang timbul di dalam usaha
tersebut
Konsumen yang sepi, di tuding
menjadi sebuah hambatan dalam mengelola usaha. Di mana banyak dampak yang di
timbulkan oleh sedikitnya konsumen yang datang ke tempat kita. Konsumen yang
sedikit akan berakibat kerugian, hingga akhirnya bangkrut. Dan yang menyedihkan
lagi bila usaha tersebut sepi pelanggan sampai berbulan-bulan.
Krisis modal, di mana krisis juga
bisa diakibatkan oleh sedikitnya pelanggan yang datang ke tempat kita. Bila
sudah krisis, jangankan mengambil keuntungan dari hasil usaha kita, untuk
belanja saja tidak cukup. Bila sudah krisis maka tidak ada lagi yang perlu di
lakukan, kita hanya perlu menunggu usaha kita benar-benar tutup bila tidak ada
solusi.
Ada sebuah solusi yang bisa di
terapkan dalam usaha anda. Solusi ini akan membalik keadaan. Di mana kegelapan
menjadi terang begitu pula usaha anda yang mengalami hambatan maka akan
terselesaikan dengan adanya solusi. Solusi yang di pergunakan untuk memecahkan
permasalahan ini tentu harus solusi yang efektif.
Di mana bila kita mengalami usaha
yang kita jalankan konsumen-nya sangat sedikit. Tentu hal itu sangat
menyedihkan bagi kita pribadi wirausahawan. Adapun bila kita mengalami
demikian, periksa lagi usaha yang anda jalankan. Usaha yang kurang digandrungi
konsumen memiliki masalah dalam struktur usaha tersebut.
Permasalahan tersebut biasanya
berhubungan dengan kurangnya kepuasan konsumen. Anda dapat memeriksa
barang yang anda jual atau pun tempat anda. Pastikan semuanya tidak ada
masalah. Dengan memeriksa permasalahan anda dapat mengetahui dari mana masalah
itu terjadi, dan menemukan sebuah solusi.
Adapun mengenai masalah krisis yang
timbul akibat kurangnya pelanggan. Di mana itu dapat diselesaikan dengan
meminta bantuan dari pihak-pihak lain .pihak tersebut bisa teman, saudara, atau
pun lembaga. Yang terpenting bila usaha anda sudah mengalami krisis ,jangan
pernah malu untuk mencari bantuan . hal ini di lakukan demi stabilnya usaha
yang anda kelola.
Demikian hambatan-hambatan yang
sering di alami oleh wirausahawan. Hambatan tersebut dapat terselesaikan bila
kita ada niat untuk menyelesaikanya. Karena sebuah hambatan tidaklah tanpa
solusi. Setiap hambatan selalu mempunyai solusi.
Namun terkadang manusia menyerah
sebelum solusi tersebut ditemukan. Maka dari itu kita sebagai manusia
haruslah di tuntut untuk sabar. Karena dengan kepala dingin kita akan dapat
menemukan solusi. Tetap semangat, tetap belajar dan menjadi orang sukses
berikutnya.
Perencanaan
Pengembangan Usaha
Perencanaan pengembangan usaha
adalah:
1. Mengatur
proses kegiatan usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha,
pembelian, tenaga kerja, dan pengadaan peralatan usaha untuk mencapai tujuan
2. Keseluruhan
proses hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka
mencapai tujuan yang sudah ditentukan
3. Sebuah
selling document tertulis yang disiapkan dan mengungkapkan daya tarik, serta
harapan sebuah usaha atau bisnis kepada penyandang dana potensial.
4. Perkembangan
sistematis dari program tindakan dan ditujukan pada pencapaian tujuan usaha
yang telah disepakati dengan proses analisis, dan seleksi di antara
kesempatan-kesempatan pengembangan usaha yang ada
Prinsip-prinsip pengembangan usaha:
1. Harus
dapat diterima oleh semua pihak dan dapat dilaksanakan
2. Harus
dibuat secara fleksibel dan realistis
3. Harus
mencakup semua aspek kegiatan usahanya
4. Harus
merumuskan cara-cara kerja efektif dan efisien
Manfaat perencanaan pengembangan
usaha:
1. Sebagai
alat untuk membimbing jalannya pelaksanaan pengembangan usaha
2. Mengamankan
kelangsungan hidup pengembangan usaha
3. Meningkatkan
kemampuan manajerial dalam rangka pengembangan usaha
4. Sebagai
pedoman wirausaha dalam pelaksanaan pengembangan usaha
5. Sebagai
alat untuk mengetahui yang akan terjadi dalam rangka pelaksanaan pengembangan
usaha
6. Sebagai
alat berkomunikasi dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
7. Sebagai
alat untuk memperkecil risiko dalam pelasanaan pengembangan usaha
8. Memperbesar
peluang usaha dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
9. Sebagai
alat pengendalian pengembangan usaha
10. Sebagai
alat memudahkan bantuan kredit modal usaha dari bnak dalam arangka pengembangan
usaha
Tujuan perencanaan pengembangan
usaha
1. Membantu
wirausaha untuk berorientasi ke masa depan dalam pengembangan usaha
2. Mengkoordinasikan
keputusan dan menentukan gagasanndalam pengembangan usaha
3. Membantu
wirausaha meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar dalam
pengembangan usaha
4. Membantu
wirausaha meningkatkan akses dan penguasaan teknologi dalam pengembangan
usaha
5. Membantu
wirausaha meningkatkan akses sumber modal usaha dan memperkuat struktur modal
dalam pengembangan usaha
6. Membantu
wirausaha meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen dalam rangka
pengembangan usaha
5 langkah dasar proses perencanaan
pengembangan usaha:
1. Menganalisis
lingkungan internal dan eksternal usahanya (SWOT analysis)
2. Memformulasikan
strategi pengembangan usaha jangka pendek dan jangka panjang (visi,misi,
strategi, dan kewajiban)
3. Menerapkan
rencana strategi pengembangan usaha (program, anggaran, dan prosedur)
4. Mengevaluasikna
kinerja strategi perencanaan pengembangan usaha
5. Melakukan
follow-up dengan feed back yang berkesinambungan.
Faktor pendukung keberhasilan pengembangan
usaha:
1. Adanya
perencanaan yang tepat, mantap, dan dapat dilaksanakan
2. Visi
dan misi serta dedikasi yang tinggi
3. Sumber
daya manusia yang tinggi
4. Manajemen
usaha yang handal, terampil, dan teknologi yang tinggi
5. Komitmen
yang tinggi
6. Dana
atau modal yang cukup
7. Sarana
atau prasarana yang lengkap
8. Keterampilan
dan pengalaman
9. Kecocokan
minat atau interest terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen
10. Kepuasan
konsumen
11. Faktor
internal dan eksternal berupa peningkatan akan barang dan jasa yang dipasarkan
Teknik
Pengembangan Usaha
Teknik pengembangan usaha yang
memanfaatkan sumber daya internal adalah untuk menciptakan kemampuan dan
meningkatkan nilai tambah agar mencapai tujuan sumber daya usaha, diantaranya:
1. Tanah,
bahan baku, dan bangunan usaha
2. Adanya
bakat dan keahlian wirausaha dalam memimpin pengembangan usaha
3. Modal
yang cukup
4. Manajemen
yang diterapkan
5. Tenaga
kerja yang ahli dan terampil
6. Teknologi
yang diterapkan
7. Kemitraan
dan modal ventura
Langkah-langkah teknik pengembangan
usaha:
Langkah I , wirausaha menetapkan gambaran pasaran hasil
produksinya,sbb:
1. Mencari
konsumen yang dituju
2. Menentukan
banyaknya produk yang dibutuhkan konsumen
3. Menetapkan
harga jual sesuai daya beli konsumen
4. Membuat
ukuran modelnya dan macam produk yang diminati konsumen
5. Menciptakan
mutu produk dan manfaat yang diminati konsumen
6. Menciptakan
kemasan yang diminati konsumen
7. Menciptakan
selera dan minat konsumen serta tanggapan terhadap produk
Langkah II, wirausaha harus menciptakan saluran distribusi tepat,
dengan cara:
1. Disalurkan
langsung kepada konsumen
2. Disalurkan
secara tidak langsung
3. Disalurkan
secara semi langsung
Langkah
III, wirausaha harus dapat memproduksi
produk, dengan cara:
1. Membuat
produk dengan menggunakan mesin
2. Membuat
kemasan yang menarik dan digemari konsumen
3. Membuat
warna produk yang menarik dan disenangi konsumen
4. Membuat
jenis dan bentuk produk yang diminati konsumen
5. Membuat
produk yang berkualitas dan bermanfaat bagi konsumen
Langkah IV, wirausaha dapat mengawasi dan mengendalikan produk, sbb:
1. Mengawasi
dan mngendalikan hasil produk
2. Membuat
catatan hasil pengawasan/pengendalian produk terutama terkait kualitas dan
manfaatnya.
Langkah V, wirausaha daapt mencari dan memperoleh bahan baku, dengan
cara sbb:
1. Memcari
bahan baku dengan mudah
2. Menyiapkan
persediaan bahan baku dengan cukup
3. Menyiapkan
dan melaksanakan transportasi dengan baik
4. Mencari
dan mnyediakan tenaga kerja terampil
Langkah VI, wirausaha dapat memelihara sarana dan prasarana dengan
cara:
1. Meningkatkan
pemeliharaan dan merawat fisik pabrik dan bangunan
2. Mengoptimalkan
pelaksanaan dan ketatausahaan, pembukuan, adminstrasi, dan peraturan pemerintah
3. Menerapkan
efisiensi penggunaan waktu pengembangan usaha, tenaga kerja, dan pembiayaan
usaha.
4. Melaksanakan
dan menggunakan prinsip-prinsip ekonomis dan manajemen usaha.
Realisasi
Pengembangan Usaha
a. Pengembangan usaha yang sudah
adah, dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Usaha
yang sudah ada, produk yang ditawarkan bukan produk lama, tetapi produk baru
atau produk yang sudah diperbarui menyangkut kualitas, model, desain, dan
manfaat produk yang diminati dan disenangi oleh konsumen
2. Strategi
diversifikasi produk, wirausaha harus membuat produk baru yang berbeda dengan
yang sudah ada agar diminati konsumen.
3. Strategi
penetrasi pasar, dengan menjual jenis produk lama dalam jumlah yang lebih besar
ke pasar lama.
4. Strategi
manajemen usaha, suatu transisi pengambilan keputusan manajerial dalam
merealisasikan pengeambangan usaha.
5. Strategi
menyisihkan uang, dengan cara:
–
Memanfaatkan dana-dana penyusutan
–
Menyisihkan laba yang diperoleh
–
Penjualan aktiva yang tidak terpakai
–
Penjualan produk secara kontan (diskon)
b. Membeli perusahaan lain
Hal yang perlu diperhatikan:
- Memeriksa kondisi fasilitas,
peralatan mesin-mesin, dan badan hukumnya
- Memeriksa semua
dokumen-dokumennya
- Menyelidiki apa yang
menyebabkan pemilik perusahaan lama menjualnya
- Menyelidiki bagaimana
jalannya usaha perusahaan pada tahun-tahun terakhir.
- Menyelidiki dan menghubungi
para relasi usahanya terutama yang menyangkut perbekalan dan
pemasarannya.
c. Stratetgi suksesi/alih generasi
Alih generasi penerus perusahaan
biasanya diambil dari anggota keluarga atau teman, bahkan dari karyawan yang
paling setia, prestatif, semangat potensial, dan mampu mengembangkan usaha. Ada
2 hal yang harus diperhatikan wirausaha dalam pengembangan strategi alih
generasi, sbb:
- Mendidik kader pemimpin yang
potensial, berbakat, pintar, prestatif, aktif, inisiatif, dan produktif
guna merealisasikan pengembangan usaha
- Menyiapkan kader pengganti
atau usaha dari perusahaan perseorangan menjadi firma, CV, atau PT
ANALISIS
SWOT PADA PERUSAHAAN
PENGERTIAN
DAN CONTOH ANALISIS SWOT PADA PERUSAHAAN
Analisis
SWOT pada perusahaan. Apakah Anda pernah mendengar istilah analisis SWOT? Apa
sih analisis SWOT pada perusahaan? SWOT merupakan singkatan dari Strength,
Weakness, Opportunities dan Threats. Apabila di artikan lebih detail lagi,
Analisis SWOT adalah teknik dalam melakukan perencanaan suatu strategi yang dapat
di gunakan dalam melakukan evaluasi seperti kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang terdapat pada
suatu perusahaan, baik perusahaan yang saat ini sudah berjalan maupun
perusahaan baru. Namun selain digunakan pada perusahaan atau urusan bisnis,
analisis SWOT juga dapat digunakan kepada diri kita sendiri untuk mengembangkan
karir Anda.
Analisis
SWOT pada perusahaan
Via: Iqbalnurhadi
Pada
mulanya, analisis SWOT pertama kali di perkenalkan pada tahun 1960 –an oleh
Albert S Humphrey ketika sedang memimpin proyek riset di Standford Research
Institute yang memanfaatkan data dari perusahaan Fortune 500.
Komponen Dasar pada Analisis
SWOT
Terdapat
empat komponen dasar pada analisis swot, yaitu:
Strength (S) atau kekuatan. Komponen ini
merupakan karakteristik dari suatu perusahaan maupun organisasi yang dapat
memberikan keuntungan atau kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya.
Weakness (W) atau kelemahan. Komponen ini
merupakan karakteristik yang berhubungan dengan kelemahan yang ada pada
perusahaan maupun organisasi dibandingkan dengan yang lainnya.
Opportunities (O) atau peluang. Komponen ini
merupakan peluang-peluang apa saja yang dapat di manfaatkan untuk organisasi
maupun perusahaan Anda agar bisa berkembang di kemudian hari.
Threats (T) atau ancaman. Komponen ini
merupakan ancaman-ancaman apa saja yang mungkin akan dihadapi pada organisasi
maupun perusahaa yang bisa menghambat laju perkembangan dari organisasi ataupun
perusahaan tersebut.
Berdasarkan
empat komponen dasar yang telah dijelaskan maka analisis SWOT dapat dibagi
menjadi dua factor yaitu factor internal organisasi atau perusahaan dan factor
eksternal organisasi atau perusahaan. Factor internal tersebut meliputi
Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan), sedangkan factor eksternal
meliputi Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman). Maka dari itu biasanya
analisis SWOT juga biasa disebut sebagai analisis internal – eksternal atau
internal – eksternal analisis, dan matriks dari SWOT juga dikenal sebagai
Matrix IE atau IE Matrix.
Cara Menggunakan Analisis SWOT
Pada saat
ingin melakukan Analisis SWOT pada perusahaan, hal yang perlu dilakukan
sebelumnya adalah membuat beberapa pertanyaan dan menjawabnya sendiri
berdasarkan keadaan yang sesuai pada organisasi maupun perusahaan Anda. Contoh
dari pertanyaannya sebagai berikut:
Strength atau Kekuatan
1.
Apa kelebihan yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan Anda?
2.
Apa yang dapat membuat organisasi atau perusahaan Anda agar lebih baik dari
organisasi atau perusahaan yang lainnya?
3.
Apa keunikan yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan Anda?
4.
Hal apa yang dapat menyebabkan organisasi atau perusahaan Anda mendapatkan
penjualan?
5.
Apa kelebihan yang dilihat maupun dirasakan oleh konsumen dari perusahaan
Anda?
|
Weakness atau Kelemahan
1.
Hal apa yang dapat ditingkatkan pada organisasi atau perusahaan Anda?
2.
Hal apa yang harus di hindari oleh organisasi atau perusahaan Anda?
3.
Factor apa saja kah yang dapat menyebabkan kehilangan penjualan pada
perusahaan Anda?
4.
Apa kelemahan yang dilihat maupun dirasakan oleh konsumen dari perusahaan
Anda?
5.
Apa yang telah dilakukan oleh pesaing-pesaing perusahaan Anda sehingga
perusahaan mereka lebih baik dari perusahaan Anda?
|
Opportunities atau Peluang
1.
Kesempatan apa saja kah yang dapat Anda lihat?
2.
Trend apa saja yang saat ini sedang berlangsung dan sesuai dengan usaha Anda?
|
Threats atau Ancaman
1.
Apa hambatan yang saat ini sedang di hadapi?
2.
Hal apa yang telah dilakukan oleh pesaing bisnis Anda?
3.
Perkembangan apa yang dapat menjadi ancaman untuk organisasi atau perusahaan
Anda?
4.
Apakah ada perubahan dari pemerintah yang dapat mengancam perkembangan bisnis
Anda?
|
Faktor yang Mempengaruhi
Analisis SWOT
Tentunya
pada saat Anda menyusun suatu strategi menggunakan analisis SWOT maka akan
terdapat factor yang mempengaruhinya, berikut factor-faktor yang mungkin dapat
mempengaruhi keempat komponen dasar pada analisis SWOT:
Faktor Internal (S & W)
·
Pengalaman organisasi baik yang berhasil maupun gagal
·
Finansial pada organisasi
·
Sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
·
Kelebihan maupun kelemahan dari organisasi
|
Faktor Eksternal (O & T)
·
Lingkungan
·
Peraturan pemerintah
·
Peristiwa yang terjadi
·
Trend
·
Budaya, ideology, sosial politik, perekonomian
·
Perkembangan teknologi
·
Sumber permodalan
|
Contoh Analisis SWOT
Selanjutnya
akan Saya berikan contoh analisis SWOT dari suatu perusahaan:
Strength atau Kekuatan
1.
Perusahaan kami memiliki reputasi yang baik di bidang yang kami tekuni
2.
Perusahaan kami sangat fleksibel dalam menangani kasus dan permintaan dari
pelanggan
3.
Perusahaan kami sangat memperhatikan semua permintaan serta kebutuhan
pelanggan
4.
Perusahaan kami memiliki biaya overhead yang rendah, maka biaya yang kami
tawarkan tentunya lebih baik dari yang lain
5.
Perusahaan kami dapat memberikan respon yang cepat untuk tiap-tiap permintaan
pelanggan tanpa harus melalui alur birokrasi yang panjang
|
Weakness atau Kelemahan
1.
Rendahnya kemampuan yang dimiliki karyawan pada perusahaan kami dalam
bidang-bidang tertentu
2.
Permodalan yang masih terbatas
3.
Tidak lancarnya arus kas perusahaan
4.
Lokasi kurang strategis
|
Opportunities atau Peluang
1.
Adanya dukungan dari pemerintah bagi perusahaan local seperti kami
2.
Sekto yang kami tekuni mengalami kenaikan
|
Threats atau Ancaman
1.
Kurangnya minat perbankan untuk membiayai industry yang sedang kami tekuni
2.
Perubahan strategi dari pesaing sehingga mengancam posisi kami di pasaran
3.
Perkembangan teknologi diluar kemampuan perusahaan kami yang terlalu cepat di
pasaran, sehingga mengakibatkan perusahaan kami terlambat dalam mengadopsinya
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar